Mengenal Tempat Wisata Gunung Bromo di Malang, Jawa Timur

Mengenal Tempat Wisata Gunung Bromo di Malang, Jawa Timur - Gunung Bromo, siapa yg tidak mengetahui kepopuleran gunung berapi yang masih tetap aktif ini. Gunung Bromo yaitu gunung yang paling populer di Jawa Timur dengan kunjungan yang paling ramai setiap tahunnya. Gunung Bromo mempunyai ketinggian 2. 392 Mtr. dari atas permukaan laut dan ada dalam empat lingkup kabupaten, yakni Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Kabupaten Malang. Situasi alam gunung Bromo bertautan juga dengan lembah, ngarai, caldera atau lautan pasir dengan luas seputar 10 Km.

Gunung Bromo juga termasuk juga dalam satu lokasi Bromo Tengger Semeru National Park, di mana ada beberapa object wisata yang dapat dikunjungi seperti, Gunung Semeru, Gunung Tengger, Gunung Batok, beberapa danau dan Gunung Bromo sendiri.

Sebagai gunung berapi yang masih tetap aktif, Gunung Bromo sudah alami letusan dengan interval saat yang teratur dalam 20 era ini, yaitu seputar 30 tahun sekali. Letusan paling besar berlangsung pada tahun 1974 dan kembali meletus di tahun 2010.

Gunung Bromo di Malang

Selain keindahan yang tersimpan di Gunung Bromo, Yadna Kasada atau Upacara Kasodo lah yang membuat Gunung Bromo jadi maksud destinasi paling utama setiap tahunnya. Upacara Kasodo di gelar setiap tahun pada bln. purnama di bln. Desember atau January.

Asal muasal Upacara Kasodo ini berawal mulai sejak era ke-15 dimana dikisahkan perihal seorang putri bernama Roro Anteng yang memimpin kerajaan Tengger dengan suaminya, Joko Seger. Pasangan ini tak mempunyai anak dan karenanya mereka berdoa dan memohon pada dewa-dewa gunung untuk diberikan anak.

Mengenal Tempat Wisata Gunung Bromo di Malang, Jawa Timur

Dari permintaan mereka, dewa berikan 24 anak dan mewajibkan untuk mereka untuk mengorbankan anak ke 25 mereka untuk dilempar kedalam gunung berapi. Keinginan dewa inipun dikerjakan hingga jadi kebiasaan hingga sekarang ini. Rakyat Tengger lakukan upacara Kasada dengan melemparkan hasil bumi ke kawah Bromo sebagai perkataan sukur atas panen yang di terima dan sebagai permintaan untuk panen yang lebih melimpah di musim setelah itu.

Walau penuh dengan bahaya, ada beberapa masyarakat setempat yang mengambil kemungkinan dengan naik dan turun ke kawah dalam usaha untuk mengambil kembali barang yang dikorbankan yang dipercaya dapat membawa keberuntungan.